Giat Literasi di Kampus

Selasa, 14 Oktober 2025 - 21:37:37


Sudaryanto, , Hermanto, Dedi Wijayanti
Sudaryanto, , Hermanto, Dedi Wijayanti /

Radarjambi.co.id-Gerakan Literasi Nasional (GLN) terus bergema di Tanah Air, tak terkecuali di kampus. Salah satu wujud nyata GLN di kampus, yaitu perkuliahan yang berorientasi literasi baca tulis.

Di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), misalnya, perkuliahan Bahasa Indonesia didesain berorientasi literasi baca tulis. Terkait itu, muncullah pertanyaan menarik. Bagaimana strategi giat literasi dalam perkuliahan Bahasa Indonesia di UAD?

Terhadap pertanyaan itu, penulis menjawab ringkas: ada tiga langkah strategi giat literasi dalam perkuliahan Bahasa Indonesia di UAD. Tiga langkah itu barangkali dapat diadopsi di kampus/sekolah lainnya. Pertama, langkah pramenulis.

Langkah pramenulis memuat sejumlah kegiatan, antara lain, mengenal tata bahasa bahasa Indonesia dan mempraktikkannya, membaca referensi mutakhir dan relevan, serta membuat ikhtisar atau ringkasannya.

Diakses Daring

Mahasiswa dapat mengenal tata bahasa bahasa Indonesia melalui buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Keempat (2017), Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD) Edisi V (2022), dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi VI.

Khusus EYD Edisi V dan KBBI Edisi VI dapat diakses secara daring oleh mahasiswa. Tentu, ketiga referensi itu patut dibaca, dipahami, diikuti, dan dipraktikkan dalam perkuliahan Bahasa Indonesia.

Kemudian mahasiswa membaca referensi mutakhir dan relevan melalui Google Scholar/Google Cendekia. Referensi mutakhir dan relevan itu berupa artikel jurnal, buku, dan artikel prosiding.

Selanjutnya, mahasiswa membuat ikhtisar atau ringkasan dari referensi yang dibacanya. Kelak, hasil ikhtisar atau ringkasan tadi diolah menjadi esai ilmiah yang menarik. Esai-esai itu diterbitkan menjadi buku antologi atau bunga rampai.

Kedua, langkah menulis. Langkah menulis merupakan kegiatan inti literasi baca tulis. Terkait itu, ada dua metode menulis yang dapat dipilih dan digunakan, yaitu metode Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM) dan metode Situation, Task, Action, and Results (STAR). Metode ATM selaras dengan filosofi 3N ala Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara, yaitu niteni (‘mengamati’), niroake (‘meniru’), dan nambahi (‘menambahkan’).

Hemat penulis, metode ATM lebih banyak dipilih dan digunakan oleh penulis pemula, termasuk mahasiswa, dalam menulis. Metode ATM dapat membantu mahasiswa dalam menulis esai ilmiah dari ikhtisar terkait.

Sedangkan metode STAR biasanya dipilih dan digunakan oleh mereka yang ingin mengajukan beasiswa studi lanjut (S-2/S-3), baik dalam maupun luar negeri. Termasuk saat pendaftaran PPG Calon Guru pada 2026 mendatang.

Ketiga, langkah konsultasi dan revisi. Langkah konsultasi dan revisi merupakan kegiatan lanjutan dari langkah menulis. Dengan kata lain, langkah konsultasi dan revisi sebagai langkah pascamenulis. Berdasarkan pengalaman penulis, mahasiswa tampak antusias saat melaksanakan konsultasi esai ilmiah. Mereka bertambah ilmu bahasa Indonesia-nya, termasuk mengenal bentuk baku, bentuk tidak baku, kalimat efektif, hingga fenomena salah tik/typo.

Setelah konsultasi, mahasiswa dapat merevisi esainya sesuai saran/masukan dari dosen pengampu. Proses revisi esai dapat berlangsung sebentar atau bahkan lama. Disebut sebentar jika esai sudah sesuai dengan tata tulis yang ditentukan oleh dosen pengampu.

Disebut lama jika esai belum sesuai dengan tata tulis yang ditentukan oleh dosen pengampu. Jadi, proses revisi esai bergantung pada kecermatan dan kemampuan menulis mahasiswa.

Strategi Giat Literasi

Tiga langkah di atas merupakan strategi giat literasi dalam perkuliahan Bahasa Indonesia di UAD. Langkah pramenulis, menulis, dan konsultasi-revisi saling terkait/terikat dalam penyusunan esai ilmiah. Kelak, esai ilmiah itu menjadi produk perkuliahan Bahasa Indonesia.

Terkait itu, alhamdulillah, Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UAD yang menaungi perkuliahan Bahasa Indonesia, telah mendukung penuh atas penerbitan buku antologi esai ilmiah.

Sebagai penutup, penulis kutipkan kata-kata dari Pramoedya Ananta Toer. Pram berkata, “Menulislah, karena tanpa menulis engkau akan hilang dari pusaran sejarah.” Kata-kata Pram itu dapat dibacakan ulang di hadapan para mahasiswa agar mereka rajin menulis.

Kelak, apa yang mereka tulis menjadi tonggak awal dari literasi. Semoga tulisan para mahasiswa itu membuat bangsa kita sadar betapa menulis dan membaca amat menentukan arah perabadan bangsa.(*)

 

Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Hermanto, M.Hum., Dedi Wijayanti, M.Hum., dosen PBSI FKIP UAD dan pengampu MKI Bahasa Indonesia