Forum Ekonomi Bisnis Provinsi Jambi, Tantangan Hilirisasi, Peluang Hub Energi, dan Daya Saing Ekspor

Rabu, 23 Juli 2025 - 20:49:44


/

RADARJAMBI.CO.ID - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi kembali menyelenggarakan Forum Ekonomi dan Bisnis (FEB) Provinsi Jambi pada 22 Juli 2025 di Kota Jambi dengan tema “Optimalisasi Minerba dan Migas Jambi: Tantangan Hilirisasi, Peluang Hub Energi, dan Daya Saing Ekspor”. FEB merupakan salah satu media yang digunakan Kantor Perwakilan BI Provinsi Jambi dalam melakukan diseminasi pesanpesan utama Kebijakan Ekonomi dan Keuangan Daerah (KEKD) serta Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Jambi kepada berbagai pemangku kepentingan.

Perekonomian Jambi tumbuh sebesar 4,55% (yoy) pada triwulan I tahun 2025, ditopang oleh terjaganya permintaan domestik dan kinerja ekspor. Lapangan Usaha Pertambangan sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi kedua terbesar di Provinsi Jambi dengan pangsa 14,29% masih belum menunjukan kinerja yang optimal dan konsisten. Setelah selama Triwulan I s.d III2024 mengalami kontraksi atau pertumbuhan negatif, sektor pertambangan mampu tumbuh impresif sebesar 7,84% pada Triwulan IV 2024 dan mendongkrak naik pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi tahun 2024.

Namun demikian, pertumbuhan tersebut kembali mengalami perlambatan menjadi 3,84% pada Triwulan I 2025. Harga komoditas global dan kesiapan infrastruktur diperkirakan menjadi faktor utama yang mempengaruhi hal tersebut. Hal ini mengindikasikan pentingnya transformasi struktural melalui hilirisasi komoditas dan peningkatan nilai tambah sektor minerba dan migas.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Warsono, menyampaikan bahwa hilirisasi minerba dan optimalisasi lifting migas merupakan agenda strategis untuk memperkuat ketahanan ekonomi regional dan membuka peluang Jambi menjadi hub energi Sumatera. Selain itu, peningkatan
konektivitas logistik, efisiensi rantai pasok, serta penguatan sektor industri pengolahan akan menjadi kunci dalam mendorong daya saing ekspor daerah. Sinyal positif juga tercermin dari lonjakan pertumbuhan kredit di sektor pertambangan pada triwulan I-2025, menunjukkan kepercayaan pelaku usaha terhadap prospek sektor energi di Jambi. Dari sisi ekspor, optimalisasi hilirisasi diharapkan dapat meningkatkan daya saing komoditas unggulan Jambi di pasar global.

Dengan mengembangkan komoditas ekspor berbasis olahan dan memperbaiki infrastruktur penunjang seperti pelabuhan ekspor dan kawasan ekonomi khusus, Jambi dapat memperoleh nilai tambah yang lebih tinggi dan mengurangi
ketergantungan pada infrastruktur pelabuhan provinsi tetangga.

Diskusi panel pada FEB Jambi periode Juli 2025 menghadirkan narasumber Muhammad Ansari
dari Ditjen Minerba, Kementerian ESDM dan Safe’i dari SKK Migas Sumbagsel. Pemaparan materi dan diskusi mencakup pentingnya akselerasi hilirisasi sebagai bagian dari kebijakan nasional dan roadmap hilirisasi minerba, serta bagaimana Provinsi Jambi dapat mengambil peran dalam mendongkrak pendapatan asli daerah, kontribusi ekspor dan nilai tambah komoditas minerba dan migas.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Warsono, menyampaikan bahwa hilirisasi minerba dan optimalisasi lifting migas merupakan agenda strategis untuk memperkuat ketahanan ekonomi regional dan membuka peluang Jambi menjadi hub energi Sumatera. Selain itu, peningkatan
konektivitas logistik, efisiensi rantai pasok, serta penguatan sektor industri pengolahan akan menjadi kunci dalam mendorong daya saing ekspor daerah. Sinyal positif juga tercermin dari lonjakan pertumbuhan kredit di sektor pertambangan pada triwulan I-2025, menunjukkan kepercayaan pelaku usaha terhadap prospek sektor energi di Jambi. Dari sisi ekspor, optimalisasi hilirisasi diharapkan dapat meningkatkan daya saing komoditas unggulan Jambi di pasar global. Dengan mengembangkan komoditas ekspor berbasis olahan dan memperbaiki infrastruktur penunjang seperti pelabuhan ekspor dan kawasan ekonomi khusus, Jambi dapat memperoleh nilai tambah yang lebih tinggi dan mengurangi ketergantungan pada infrastruktur pelabuhan provinsi tetangga.

Diskusi panel pada FEB Jambi periode Juli 2025 menghadirkan narasumber Muhammad Ansari dari Ditjen Minerba, Kementerian ESDM dan Safe’i dari SKK Migas Sumbagsel. Pemaparan materi dan diskusi mencakup pentingnya akselerasi hilirisasi sebagai bagian dari kebijakan nasional dan roadmap hilirisasi minerba, serta bagaimana Provinsi Jambi dapat mengambil peran dalam mendongkrak pendapatan asli daerah, kontribusi ekspor dan nilai tambah komoditas minerba dan migas.

Muhammad Ansari menyampaikan bahwa “Hilirisasi bukan sekadar industrialisasi, tapi strategi untuk menggeser struktur ekonomi daerah dari eksploitasi ke penciptaan nilai”. FEB memberi ruang untuk membedah bagaimana energi dan sumber daya mineral bukan hanya komoditas, melainkan
instrumen kedaulatan ekonomi. Dari sisi minerba, tantangan hilirisasi di Jambi masih besar. Namun potensi cadangan dan sumber daya sangat menjanjikan. Kunci ke depan adalah penguatan ekosistem hilirisasi, integrasi industri, penguasaan teknologi, dan kesiapan BUMD serta perguruan tinggi lokal. Dari sisi migas, Safe’i menyampaikan “produksi migas Jambi dengan porsi 10% dari nasional bukan hanya angka, tetapi juga bukti bahwa sinergi antara pusat dan daerah sangat menentukan keberhasilan operasi migas”. Participating Interest 10% menjadi pintu masuk peran aktif daerah, yang harus disertai tanggung jawab sosial dan tata kelola yang bersih.

“FEB diharapkan menjadi ruang kolaborasi yang produktif antara pemerintah pusat dan daerah, regulator, dunia usaha, akademisi, serta lembaga keuangan untuk merumuskan kebijakan dan strategi hilirisasi yang inklusif dan berkelanjutan,” ujar Prof. Shofia Amin, Dekan di Universitas Jambi yang juga bertindak sebagai moderator diskusi.

Sebagai penutup, Asisten Perekonomian dan Pembangunan
Provinsi Jambi, Johansyah menyampaikan “Pemprov Jambi terus mendorong penyelesaian jalan khusus batubara, pengembangan hilirisasi batubara yang sangat relevan dan optimaliasi produksi migas bekerja sama dengan SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKK) 6 blok Migas yang ada di Provinsi Jambi serta menetapkan produk-produk dengan daya saing ekspor sebagai prioritas.

Optimalisasi potensi minerba dan migas tidak hanya akan memperkuat struktur ekonomi daerah, tetapi juga menciptakan nilai tambah, lapangan kerja, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Jambi secara menyeluruh. Bank Indonesia berkomitmen untuk terus bersinergi mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi daerah melalui kebijakan yang adaptif dan berbasis data, mendukung agenda
hilirisasi nasional serta penguatan daya saing ekspor dari daerah. (*)