Menelisik Festival Budaya Yogyakarta

Senin, 21 Juli 2025 - 22:41:50


/

Radarjambi.co.id-Yogyakarta dengan keberagaman budayanya selalu menarik perhatian wisatawan domestik maupaun mancanegara. Budaya yang termanifestasi dalam bentuk tradisi, adat istiadat, kesenian, kerajinan serta kuliner telah terbukti menjadi jembatan sosial yang mampu memperkenalkan wajah Indonesia pada dunia. Melalui berbagai festival yang diselenggarakan di Yogyakarta mampu menjadi magnet tersendiri bagi wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Berbagai festival kerap menjadi tujuan wisata seperti halnya Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF), Festival Kebudayaan Yogyakarta (FKY), Jogja International Heritage Walk (JIHW), Wayang Jogja Night Carnival, ArtJog (Art Jogja), Festival Lima Gunung, dan Ngayogjazz tidak hanya sekedar menjadi acara hiburan semata.

Beragam festival yang ada berfungsi sebagai media ekspresi kolektif. Masyarakat dapat mengekspresikan identitas, rasa bangga dan kebersamaan. Selain itu, berfungsi sebagai ruang aktualisasi seni dan tradisi para seniman dan budayawan. Bahkan keberadaan festival mampu mendorong pariwisata kreatif dan perkembangan ekonomi lokal.

Dengan suasana yang terbuka dan inklusif dapat menciptakan ruang berdialog antarbudaya. Setiap orang tanpa memandang latar belakang memiliki kesempatan untuk berkontribusi dan terlibat memperkaya khazanah budaya.

Hal ini menjadikan Yogyakarta tidak hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai tempat untuk memperluas wawasan.

Untuk menjaga eksistensinya, perlu adanya upaya dari berbagai pihak. Pemerintah daerah perlu memberi ruang dan dukungan bagi desa-desa yang memiliki kekayaan budaya untuk tumbuh sebagai pusat pariwisata berbasis tradisi.

Penyelenggaraan festival hendaknya memiliki jadwal tetap dan terintegrasi dalam kalender pariwisata daerah. Hal tersebut untuk mempermudah promosi secara luas dan dapat diakses oleh wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.

Perlu adanya sinergi antara seniman, akademisi, pelaku wisata, media lokal, dan pemerintah dalam membranding beragam festival yang ada.

Selain itu, perlu dokumentasi, promosi daring, dan penyediaan materi edukatif agar nilai budaya tidak hilang dalam kemasan komersial. Setiap festival sebaiknya tidak hanya menyuguhkan pertunjukan, tetapi juga memberikan pemahaman yang mendalam melalui lokakarya, tur budaya, atau narasi edukatif.

Dengan begitu wisatawan tidak hanya menikmati keindahan visual saja, tetapi juga dapat mempelajari sejarah dan keberagaman budaya.

Festival budaya kini bukan hanya agenda tahunan yang berfungsi sebagai hiburan semata. Lebih dari itu, ia telah menjelma menjadi sarana diplomasi yang hidup dan berakar kuat di tengah masyarakat.

Dari panggung-panggung seni di Yogyakarta, pesan tentang perdamaian, toleransi, dan keberagaman menggema di penjuru negeri.

Kini warisan budaya tidak hanya dipertontonkan sebagai atraksi visual, tetapi dimaknai sebagai ruang dialog antarbangsa. Budaya hadir sebagai bahasa perdamaian yang mampu memandang sebuah perbedaan menjadi keberagaman.

Yogyakarta memberi teladan bahwasanya budaya mampu menyampaikan pesan perdamaian kepada dunia dengan kelembutan, keteguhan, dan semangat persaudaraan.(*)

 

 

 

Penulis : Iis Suwartini, M.Pd. dosen PBSI Universitas Ahmad Dahlan