RADARJAMBI.CO.ID - Berdasarkan hasil Rapat Dewan Komisioner (RDK) bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 28 Mei 2025, ditegaskan bahwa stabilitas sektor jasa keuangan tetap terjaga di tengah dinamika tensi perdagangan dan geopolitik global.
Dikatakan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, bahwa dinamika perdagangan internasional menunjukkan perkembangan setelah terjadinya kesepakatan dagang antara AS dan Inggris pada 8 Mei 2025, yang merupakan kesepakatan permanen pertama Amerika Serikat dengan negara-negara lain pasca penundaan penerapan resiprokal tarif.
Ditambahkan Mahendra, kesepakatan dagang sementara Amerika Serikat dengan Tiongkok pada 12 Mei 2025 yang berlaku untuk 90 hari turut menurunkan tensi perdagangan global.
Pelaku pasar, tegas Mahendra, menyambut baik kesepakatan tersebut. Sehingga mendorong penguatan pasar keuangan global, diikuti juga dengan penurunan volatilitas pasar keuangan dan capital inflow (aliran modal masuk) ke pasar negara-negara berkembang.
Pertumbuhan perekonomian Indonesia positif pada kuartal pertama tahun 2025, meskipun terlihat dengan laju yang sedikit melambat menjadi 4,87%. Permintaan domestik khususnya konsumsi rumah tangga, tetap menjadi motor utama yang tumbuh sebesar 4,89%.”
“Inflasi dalam negeri tetap terjaga tercatat 1,95% dan masih dalam tentang target Bank sentral Bank Indonesia,” jelasnya via live YouTube OJK, Senin (2/6/2025) siang.
Dasarkan indikator perkembangan perekonomian terkini, masih menunjukkan resiliensi (kemampuan untuk beradaptasi dan tetap teguh dalam situasi sulit).
Diantaranya neraca perdagangan terus mencatat surplus, defisit transaksi berjalan yang menyempit menjadi 0,05% dari PDB dari sebelumnya 0,87% dan cadangan devisa tetap stabil di level yang tinggi.
“Di tengah pertumbuhan ekonomi yang melambat, tingkat suku bunga yang masih relatif tinggi dan proses perundingan dagang Amerika Serikat dengan beberapa negara utama mitra dagangan utamanya yang masih berjalan, maka perlu terus dicermati dampak hal tersebut kepada kinerja debitur dan sektor jasa keuangan Indonesia.”
“Lembaga Jasa Keuangan diminta terus untuk melakukan asesmen komprehensif agar ke depan mampu mengambil langkah mitigasi yang diperlukan,” harapnya.”
“Di sisi lain, OJK terus menyempurnakan kebijakan untuk memperdalam pasar keuangan bersinergi dengan Kementerian/Lembaga dan stakeholder terkait dalam rangka meningkatkan daya saing dan menjaga kinerja sektor jasa keuangan untuk terus tumbuh berkelanjutan,” tegas Mahendra Siregar.
OJK, tambah Mahendra, mendukung 6 paket insentif pemerintah yakni diskon tarif tol, diskon tarif listrik, diskon tiket pesawat, bantuan sosial tambahan, bantuan subsidi upah dan bantuan iuran jaminan kecelakaan kerja (JKK).
Insentif itu akan memperkuat daya beli masyarakat yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. OJK bersama Kementerian/Lembaga juga berkolaborasi untuk mendorong intermediasi yang optimal, pendalaman pasar keuangan dan pengembangan potensi industri yang prospektif.
“Termasuk mendukung UMKM. Hal itu terutama juga dilakukan dalam rangka mendorong pembiayaan yang lebih inklusif yang memungkinkan potensi ekonomi Indonesia lebih dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Mahendra Siregar.(*)
Paket Lengkap Beasiswa Ala PalmCom, Dorong Mahasiswa Lebih Percaya diri dan Mandiri
Swiss-Belhotel Jambi Rayakan Liburan Sekolah Dengan Promo Staycation Seru
OJK Tekankan Pentingnya Pelaporan Keuangan Yang Andal Sebagai Bahan Baku Pengawasan
Industri Jasa Keuangan Jambi Tumbuh Positif Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Mau iPhone Gratis, Kunjungi Event Yamaha Grebek Pasar Rame Sabtu Minggu ini
Menuju Bali, Maybank Indonesia Resmi Gelar Pelatihan Intensif Road to Maybank Marathon
Wakil Bupati Merangin H A Khafid Dampingi Tim Penilai Lomba Desa Tingkat Provinsi Jambi