Radarjambi.co.id-KERINCI-Tanpa terasa Kebun Teh Kayu Aro, teh legendaris berkualitas dunia telah berusia satu abad atau 100 tahun dari 1925 hingga 2025. Kebun Teh terluas dalam satu hamparan di dunia dengan luas 2500 hektar terletak 1600 MDPL itu, kini dikelola PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV Regional 4 Jambi-Sumbar setelah bertransformasi dari perusahaan Belanda sejak awal pembukaan perkebunan di kaki Gunung Kerinci kabupaten Kerinci provinsi Jambi.
Hari ini, Selasa (30/12/2025) pencapaian usia seabad Teh Kayu Aro ditandai pengibaran bendera merah putih oleh 100 pemetik Teh dan disaksikan Direktur Strategi dan Sustainability PTPN IV Palmco Ugun Untaryo, Bupati Kerinci Monadi S Sos MSi, Walikota Sungai penuh Alfin SH, SEVP Operation PTPN Regional 4 Bambang Agustian, SEVP Business Support Achmedi Akbar, Kabag Keuangan Willy Hariyandi, Sekretaris Regional 4 Hariman Siregar, Manager Kebun Kayu Aro Delvi.
Satu abad kebun Teh Kayu Aro juga ditandai dengan launching Teh edisi khusus 100 tahun serta kunjungan ke kebun Seedling atau pohon Teh Kayu Aro berusia 100 tahun. Seedling adalah pohon teh yang pertama ditanam Belanda dan hingga kini masih terawat dan berproduksi dengan kualitas teh kelas Dunia yang menjadi konsumsi utama Ratu Belanda dan Ratu Inggris.
“”Hari ini, sejarah telah membuktikan bahwa Teh Kayu Aro telah berusia 100 tahun dan masih terjaga kualitasnya,”” kata Direktur Strategi dan Sustainability, Ugun Untaryo, di kebun Seedling.
Ugun Untaryo mengungkapkan, kebun teh Kayu Aro didirikan pemerintah Hindia Belanda berikut dengan pabrik pengolahannya tahun 1925 hingga 1929. Belanda mendirikan kebun teh terluas satu hamparan di dυnia ini, yang hasilnya dibawa ke Belanda dan Inggris bahkan menjadi minuman Teh favorit Ratu Belanda dan Ratu Inggris. Setelah Indonesia merdeka pengelolaan diambil alih pemerintah Indonesia dan kini dikelola PTPN IV Palmco Regional 4 Jambi-Sumbar.
“”PTPN IV mengelola kebun teh tetap menjaga berkualitas internasional hingga hari ini, Kami juga masih mengekspor Teh Kayu Aro ke berbagai negara. Bahkan, untuk satu abad Teh Kayu Aro, kami sengaja mengolah Teh Kayu Aro edisi khusus seabad. Tehnya, khusus dari kebun Seedling yang telah berusia 100 tahun tapi masih berproduksi dengan baik,”” kata Direktur Strategi dan Sustainability Palmco ini.
Saat ini, tambah Ugun Untaryo, Kebun Teh menjadi salah satu warisan budaya dan sejarah bagi bangsa Indonesia khususnya kabupaten Kerinci, Jambi serta menjadi tempat wisata agro bagi masyarakat luas. Sejarah yang terus dijaga juga masih tampak selain pohon teh juga masih berdiri kokoh pabrik pengolahan Teh asli bangunan Belanda termasuk kantor dan rumah karyawan. “”Kebun Teh Kayu Aro memiliki nilai sejarah dan warisan budaya yang bisa disaksikan hingga kini,”” kata Ugun Untaryo.(***)