Radarjambi.co.id-Di semua perguruan tinggi (PT), baik negeri maupun swasta, diajarkan mata kuliah umum/institusi (MKU/I) Bahasa Indonesia.
Bobot mata kuliah Bahasa Indonesia sebesar 2 sistem kredit semester (SKS). Terkait itu, khusus di Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Yogyakarta, MKU/I Bahasa Indonesia menggunakan kurikulum Outcome Based Education (OBE).
Salah satu ciri dari OBE adalah terbitnya luaran/produk sesuai capaian pembelajaran.
Luaran/produk MKU/I Bahasa Indonesia berupa esai ilmiah karya mahasiswa. Pembuatan esai ilmiah dilaksanakan dengan model pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning, PjBL).
Dengan begitu, perkuliahan Bahasa Indonesia telah berorientasi literasi (kemampuan membaca-menulis).
Pertanyaannya kini, bagaimana strategi agar perkuliahan Bahasa Indonesia dapat berorientasi literasi dengan cermat, adaptif, dan jauh dari plagiat?
Bidang Keilmuan
Pertama, dosen pengampu Bahasa Indonesia menentukan topik/tema esai ilmiah sesuai dengan bidang keilmuan/program studi mahasiswa.
Misalnya, penulis menentukan tema Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat bagi peserta kuliah Bahasa Indonesia pada Program Studi PGPAUD.
Atau, penulis juga menentukan tema Perspektif Sosiokultural dalam Pendidikan bagi peserta kuliah Bahasa Indonesia pada Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris.
Topik/tema esai ilmiah sebisa mungkin bersifat aktual, faktual, dan sesuai dengan bidang keilmuan/program studi mahasiswa.
Kelak, esai ilmiah tadi dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi tugas akhir (TA) mahasiswa, baik berupa skripsi maupun publikasi ilmiah.
Di samping itu, esai ilmiah dapat diterbitkan menjadi bunga rampai (book chapter), yang kelak dapat dimanfaatkan dalam proses akreditasi program studi terkait.
Kedua, mahasiswa peserta kuliah Bahasa Indonesia diminta mengakses laman Google Scholar/Cendekia. Setelah itu, mereka mencari 2-3 artikel jurnal sesuai dengan topik/tema esai ilmiah.
Tentu, dosen pengampu menyampaikan bahwa Google Scholar/Cendekia merupakan basis data artikel jurnal, artikel prosiding, dan buku yang bebas akses.
Dengan begitu, mahasiswa dapat juga memanfaatkan Google Scholar/Cendekia untuk keperluan akademik lainnya.
Selanjutnya, mahasiswa membaca 2-3 artikel jurnal yang sudah dicari/dipilih. Setelah itu, mahasiswa membuat resume/ringkasan atas 2-3 artikel jurnal terkait.
Resume/ringkasan memuat informasi penting (pernyataan, kutipan, temuan data riset, dll.) dalam artikel jurnal.
Dengan begitu, mahasiswa dapat melakukan dua keterampilan berbahasa sekaligus, yaitu membaca (keterampilan reseptif) dan menulis (keterampilan produktif).
Ketiga, terkait butir kedua, mahasiswa peserta kuliah Bahasa Indonesia diminta menulis esai ilmiah berdasarkan hasil resume.
Dalam proses menulis, mahasiswa peserta kuliah Bahasa Indonesia mengikuti templat/syarat tata tulis esai ilmiah yang sudah ditentukan oleh dosen pengampu.
Misalnya, esai ditulis dengan huruf Times New Roman ukuran 12, dengan spasi 1,5 cm, dan pias/margins atas-kiri 4 cm dan bawah-kanan 3 cm.
Hasil resume ditulis/diolah menjadi esai yang sifatnya ilmiah populer. Disebut ilmiah karena memuat sitasi/kutipan dan daftar pustaka mencakup artikel jurnal, artikel prosiding, dan buku.
Disebut populer karena ditulis dengan gaya esai deskripsi analitis. Nanti saat menulis esai, mahasiswa peserta kuliah Bahasa Indonesia dapat menggunakan metode Amati, Tiru, dan Modifikasi (ATM), atau metode Situation, Task, Action, dan Results (STAR).
Keempat, mahasiswa peserta kuliah Bahasa Indonesia diminta mengonsultasikan draf esai ilmiah kepada dosen pengampu. Proses konsultasi draf esai ilmiah dapat berlangsung secara daring (online) dan/atau luring (offline).
Dosen dan mahasiswa mencermati judul, konten/isi, dan daftar pustaka dalam draf esai. Tentu, acuan kebahasaan yang digunakan adalah Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Edisi V dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI).
Setelah mengonsultasikan, mahasiswa peserta kuliah Bahasa Indonesia dapat merevisi draf esai ilmiah.
Proses merevisi draf esai ilmiah dapat berlangsung 1-2 hari, atau bergantung pada sedikit-banyaknya hasil revisi.
Yang pasti, merevisi draf esai ilmiah memberikan pelajaran bagi mahasiswa peserta kuliah Bahasa Indonesia agar lebih cermat dalam menulis.
Apabila terjadi salah tik (typo), hal itu wajar dan dapat diperbaiki/direvisi di kemudian hari.
Bunga Rampai
Kelima, dosen pengampu dan mahasiswa peserta kuliah Bahasa Indonesia dapat menerbitkan bunga rampai/antologi esai ilmiah.
Kelak, bunga rampai/antologi itu menjadi bukti bahwa mahasiswa mampu menulis dan menerbitkan buku. Anggapan bahwa menulis dan menerbitkan buku itu sulit, repot, dsb. terpatahkan.
Meski dimulai dari bunga rampai/antologi, kelak mahasiswa lebih rajin menulis dan menerbitkan buku secara tunggal.
Dari sinilah, kita berharap agar perkuliahan Bahasa Indonesia dapat mendorong perbaikan literasi masyarakat Indonesia.
Pelan tapi pasti, dosen dan mahasiswa peserta kuliah Bahasa Indonesia dapat menggulirkan Gerakan Talenta Literasi Indonesia (Gentalisa).
Melalui Gentalisa, dosen dan mahasiswa berkolabotasi menulis dan menerbitkan bunga rampai/antologi. Semoga literasi masyarakat Indonesia ke depan kian giat dan hebat.(*)
Penulis : Sudaryanto, M.Pd., Dosen PBSI FKIP UAD; Mahasiswa S-3 UNY
Prof. Dr. Suhardi, M.Pd., Guru Besar Bidang Linguistik Terapan PBSI FKIP UAD