Sikapi Isu Negatif Penanganan Covid-19, Direktur RSUD CQ Sarolangun Tonjolkan Pola Transparansi

Sabtu, 27 Juni 2020 - 13:20:14


Direktur RSUD CQ Sarolangun, dr H Bambang Hermanto MKes dan dokter spesialis penyakit dalam, dr Ozi Purna, SP. PD dalam keterangan pers
Direktur RSUD CQ Sarolangun, dr H Bambang Hermanto MKes dan dokter spesialis penyakit dalam, dr Ozi Purna, SP. PD dalam keterangan pers /

Radarjambi.co.id-SAROLANGUN-Menyingkapi isu negatif terhadap penanganan Covid-19 di lingkup Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof DR H M Chatib Quzwain (CQ) Kabupaten Sarolangun, Direktur RSUD, dr H Bambang Hermanto MKes bersama Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) berinisiasi menonjolkan pola transparansi, baik itu dalam pendanaan, penanganan dan perawatan terhadap 4 pasien tanpa gejala, dimana kini masih diisolasi di RSUD CQ Sarolangun.  

Pada Sabtu (27/06), siang RSUD CQ mengadakan jumpa pers dengan jurnalis liputan Kabupaten Sarolangun bertempat di ruang komite. Dalam kesempatan tersebut hadir langsung Direktur RSUD, dr H Bambang Hermanto bersama tim DPJP, diantaranya dr Ozi Purna Sp PD dan dr Darfina Dwi Rahayu Sp PD. Hanya saja, dr Hendra Sp PD tidak berkenaan hadir, sebab lagi ada halangan ke Sumatera Barat.  

Pemaparan Direktur RSUD, dr H Bambang Hermanto kepada awak media menyebutkan, penanganan Covid-19 di RSUD tetap berpedoman pada Standar Operasional Prosedur (SOP) dan Prosedur Tetap (Protap) Kemenkes.

“Tidak ada yang perlu disembunyikan dalam pelayanan dan pendanaan. Kami meyakini apa yang diterapkan sudah sesuai dengan prosedur. Kami siap membuka diri untuk menampung masukan, saran, pendapat, pertanyaan atau sekalipun keluhan atau kritikan dari masyarakat untuk diklarifikasikan,”katanya.

Menurut Direktur RSUD, seluruh item kegiatan yang sudah direncanakan, otomatis disinkronisasikan dengan alur penerapannya. Hal ini bermula atas terbentuk tim Gugus Tugas Covid-19 Kabupaten Sarolangun, sejalan dengan itu, kemudian terbentuklah tim Gugus Tugas Covid-19 di RSUD.

“Tim Gugus RSUD yang di SK kan berjumlah sekitar 68 orang, terdiri dokter dokter spesialis, dokter umum, perawat, labor, rontgen, Satpam, room boy dan cs untuk ruang isolasi, ini semua dikoordinir untuk penanganan Covid-19 secara komprehensif,”sebutnya.

Aksi pencegahan penularan Covid-19 di RSUD, pihaknya memperketat sisi-sisi yang rawan penularan Covid-19, seperti memberlakukan sosialisasi, penyemprotan disinfektan, menyediakan beberapa titik untuk cuci tangan, selanjutnya diberlakukan proses skrining sejak tanggal 9 Maret 2020 terhadap seluruh pasien, pengunjung dan tamu RSUD.

“Alhamdulillah, sejak awal masa pandemi, aktivitas di RSUD tetap berjalan normal dan aman dari penularan Covid-19, artinya tidak ada kebobolan dengan penularan wabah Covid-19, ini tak lepas atas percepatan langkah pencegahan yang dilakukan,”tambahnya.

Dijelaskan dr H Bambang Hermanto, dalam penanganan Covid-19 di RSUD bukanlah tertumpu pada 4 pasien positif swab test, sebaliknya ribuan orang yang sudah ditangani. Buktinya, dalam waktu 24 jam pengunjung RSUD terus berdatangan mengunjungi pasien umum yang dirawat, kesemuanya itu dilakukan skrining.

“Kita menyadari dalam pencegahan penularan Covid-19 di RSUD sangat beresiko bagi tenaga medis, misalkan saja dalam skrining yang dilakukan, tapi secara kooperatif tenaga medis menjalani pekerjaan penuh dengan rasa tanggung dan siap berada pada posisi garda terdepan sesuai dengan Tupoksi,”ungkapnya.

Menyangkut dengan insentif tenaga medis, kata Direktur RSUD diberikan secara bervariasi dengan mempedomani Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

“Dalam pemberian insentif tenaga medis, kita tidaklah persis mengikuti standar PMK, tapi kita berikan insentif dibawah standar PMK, hal ini akan kita evaluasi lagi untuk kedepannya, mengingat petugas yang bekerja di ruang isolasi dan mereka paling rentan akan penularan,”bebernya.

Disamping itu terkait soal penanganan 4 pasien Covid-19 di ruang isolasi, diakui Direktur RSUD, jika dalam penanganan 4 pasien Covid-19 dilakukan oleh tim DPJP, dalam hal terbagi dari dokter spesialis penyakit dalam dan dokter umum yang bekerja sama dengan perawat.

“Keempat 4 pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi itu adalah pasien tanpa gejala, secara penghilatan kasat mata, memang kondisi mereka baik-baik saja yang kini sudah menunjukkan kearah perbaikan, bahkan mereka bisa duduk, tegak, berjalan dan normal berkomunikasi, sebaliknya tidak ada menunjukan keluhan atau gejala yang signifikan. Hanya saja dari uji swab masih menunjukkan hasil yang positif,”cecernya.

Diterangkan dr Bambang, perawatan 4 pasien Covid-19 tetap dioptimalkan sesuai dengan prosedur, misalkan dalam pemberian obat disesuaikan dengan standar Kemenkes, asupan gizi, berjemur pagi hari dan senam.

“Kami mohon pasien dan pihak keluarga pasien tenang dan bersabar, apa pun yang kami lakukan ini tetap mengacu pada SOP. Dengan jujur, dari lubuk hati yang paling dalam, penanganan 4 pasien ini sangat menjadi perhatian kami pihak RSUD, terutama dalam proses penyembuhan dan pemulangan pasien,”cetusnya.

Diakui dr H Bambang Hermanto, pihak RSUD ikut merasa prihatin terhadap 4 pasein yang diisolasi, apalagi adanya pasien yang menjalani masa isolasi lebih dari 2 bulan, namun pihak RSUD tetap bekerja keras dalam melakukan perawatan dan proses penyembuhan. Kemudian, terkait soal pemulangan akan dikaji lagi dengan mensinkronisasikan petunjuk WHO dan aturan Kemenkes.

“Mohon dukungan dan doa masyarakat, agar kondisi kesehatan 4 pasien Covid-19 terus menuju kearah yang lebih baik dan secepatnya bisa dipulangkan untuk berkumpul dengan pihak keluarga,”pungkasnya.

 

PENULIS: CHARLES R

EDITOR: ANSORY S