6.604 Tenaga Kerja Lokal Sarolangun Terserap dari Program Padat Karya Tunai

Kamis, 25 Juni 2020 - 10:19:57


Kadis PUPR Sarolangun, Ibnu Ziady ST
Kadis PUPR Sarolangun, Ibnu Ziady ST /

Radarjambi.co.id-SAROLANGUN-Program Padat Karya Tunai (PKT) yang diterapkan Bupati, H Cek Endra yang dimotori oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Sarolangun masih berlangsung.

Program PKT tersebut untuk menstabilkan daya beli masyarakat yang terimbas dari Corona Virus Desiase (Covid-19) dengan memberlakukan sistem swakelola dengan cash for work atau uang tunai untuk pekerja yang dibayar secara individu untuk pekerja sebesar Rp 100 ribu per hari.

Hingga saat ini sebanyak 6.604 tenaga kerja lokal yang berasal dari 148 desa dan 9 kelurahan yang ada 10 Kecamatan di Kabupaten Sarolangun ambil bagian untuk bekerja di PKT.

Kepala Dinas PUPR Sarolangun, Ibnu Ziady ST ketika dimintai keterangan seusai mengikuti hearing DPRD Sarolangun, Rabu (24/06) siang menyebutkan, tercatat 198 lokasi kerja PKT yang baru terserapkan 6.604 tenaga kerja.

Menurutnya, PKT ini sudah memasuki tahap kedua, dimana tahap pertama sudah berlangsung sebelum Idul Fitri 1441 H yang lalu. Tahap pertama itu sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp 1,7 Milyar lebih dengan serapan tenaga kerja sebanyak 2.300 orang. Kemudian, pada tahap kedua ini, kita sudah cairkan anggaran sebesar Rp 1,4 Milyar dan pekerjaan sedang berlangsung.

“Alhamdulillah pencapaian serapan tenaga kerja PKT sudah melampui target yang dirancang. Padahal sebelumnya hanya ditargetkan sebanyak 5 ribu tenaga kerja yang handil di PKT,”sebutnya.

Dalam pelaksanaan di lapangan, Kata Kadis PUPR, pihaknya juga melakukan koordinasi dengan pihak aparat hukum. Misalkan saja, pak Kajari sudah berkenaan meninjau langsung dalam pelaksanaan di lapanagan sembari berkomunikasi dengan pekerja.

“Sampai saat ini pelaksanaan PKT berjalan dengan lancar, perkembangannya terus kami pantau. Namun, secara persentase keuangan baru 65 persen yang terealisasi, sebab ada beberapa lokasi dalam proses verifikasi data yang dilakukan secara teknis, hal itu tetap mengacu pada usulan dari masyarakat desa,”terangnya.

Diakui Ibnu Ziady, pada prnsipnya pihak PUPR akan terus menindaklanjuti program PKT, jika anggaran itu masih memungkinkan. Misalkan saja, kawasan yang biasa menjadi penilaian Adi Pura yang berlokasi dalam kecamatan Sarolangun juga menjadi titik fokus PKT, begitu juga dengan sungai-sungai yang semula belum teridentifikasi.

“Diprediksikan dalam sebulan kedepan semua anggaran akan terserap semua. Intinya rampungnya PKT disesuaikan dengan situasi dan kondisi anggaran,”cetusnya.

Ada yang menarik dari program PKT, yakni pada titik pekerjaan di sungai Petapa berlokasi di perbatasan Desa Lubuk Sepuh dan Desa Muara Danau, Kecamatan Pelawan dimana pasca sungai Petapa dibersih, lantas sungai tersebut dengan sendirinya tersulap menjadi tempat wisata secara alami bagi masyarakat.

“Ya benar, setelah sungai Petapa dibersihkan, lokasi tersebut tiba-tiba saja ramai dikunjungi masyarakat, dengan kondisi air yang jernih sepertinya pengunjung lebih nyaman mandi dan berenang di sungai tersebut. Bayangkan, para pemilik lahan disekitar tersebut bisa memperoleh pemasukan dari hasil parkir dengan angka yang lumayan agak besar,”tandasnya.

 

PENULIS : CHARLES R

EDITOR : ANSORY S