Dewan Pendidikan Bungkam, Terkait Kasus SMA 10 Tanjabbar

Minggu, 08 Maret 2020 - 21:51:38


Ilustrasi
Ilustrasi /

radarjambi.co.id-TANJABBARAT-Dewan pendidikan kabupaten Tanjab Barat tak berkomentar alias bungkam terkait dugaan kasus pemukulan dan pengancaman kepsek SMA 10 Tanjab Barat.

Bahkan terduga pelaku yang merupakan salah satu wali murid kelas XII hingga kini masih misterius.

Belum lama ini heboh diberitakan kasus dugaan pemukulan  dan pengancaman kepala sekolah SMA Negeri 10 Tanjab Barat yang berlokasi di Desa Bukit Harapan kecamatan Merlung.

Penganiayaan yang menimpa Kepala Sekolah (Kepsek) SMA Negeri 10 Tanjung Jabung Barat yang berada di Desa Bukit Harapan Kecamatan Merlung. Kepsek yang menjadi korban penganiayaan wali murid itu bernama Lasemen.

Beruntung, pukulan tongkat pramuka dan lemparan batako yang dilayangkan oknum wali murid tersebut tidak mengenainya alias meleset. Informasi yang berhasil dihimpun, penyerangan itu terjadi pada hari Rabu (4/3), berawal dari teguran Kepala Sekolah kepada seorang siswanya.

Pada hari itu di SMAN 10 Tanjab Barat di Merlung ini, sedang diadakan ujian yang berbasis android (online) yang menggunakan wifi sekolah, pihak sekolah melarang seluruh siswa menggunakan HP selama ujian berlangsung. Siswa yang membawa HP diminta untuk mengumpulkan HP.

Setelah sesi pertama ujian berlangsung, saat itu, salah seorang siswa izin keluar kelas. Rupanya sang siswa itu diam- diam mengambil HP yang sebelumnya telah dikumpulkan di luar kelas tersebut.

Saat Kepala Sekolah tengah melihat situasi ujian, ia memergoki seorang siswa yang bermain HP di dekat toilet. Melihat siswa bermain HP tersebut, Kepala Sekolah langsung meminta HP nya, sembari berpesan kepada siswa tersebut, jika mengambil HP harus bersama orang tuanya (wali murid, red) ke sekolah.

Barulah, sore harinya sang orang tua hadir ke sekolah. Namun, kehadiran orang tua tersebut, malah dengan marah-marah dan diduga membawa senjata api (senpi) yang diselipkan di pinggangnya.

Bahkan dari informasi lainnya, juga menyebutkan sempat mendengar ada bunyi suara letusan yang mirip dengan suara letusan senjata api di luar sekolah. Apakah itu suara letusan senjata api atau bukan belum diketahui.

Tiba di kantor sekolah, orang tua siswa yang hingga saat ini belum diketahui namanya itu, saat Kepala Sekolah keluar langsung diserang dengan menggunakan batako yang ada di depan kantor guru itu.

Tidak hanya itu, orang tua siswa itu juga, sempat melayangkan pukulan dengan tongkat Pramuka ke arah Kepala Sekolah. Namun, beruntung lemparan batako dan pukulan tongkat Pramuka tersebut tidak mengenai Kepala Sekolah.

Mengetahui adanya keributan, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan langsung melerai perkelahian yang terjadi antara orang tua siswa dan Kepala Sekolah. Saat itu, orang tua siswa dan Kepala Sekolah dapat dipisahkan oleh Wakil Kepala Sekolah.

Namun, tidak sampai disitu, malam harinya orang tua siswa itu kembali datang ke sekolah untuk mencari Kepala Sekolah. Namun, beruntung Kepala Sekolah tersebut sudah disembunyikan di salah satu rumah guru.

Keesokan harinya, merasa terancam Kepala Sekolah itu melapor ke Kepala Desa Bukit Harapan, Kecamatan Merlung untuk minta perlindungan.

Hal itu dilakukan karena dirinya merasa terancam. Kasus ini, informasinya sempat di mediasi oleh Kepala Desa. Namun, tidak ada titik temu.

Kepala Sekolah kemudian melaporkan kejadian yang dialaminya ke Dinas Pendidikan Provinsi Jambi dan Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jambi untuk meminta perlindungan.

Terkait hal itu, Kepala Sekolah SMAN 10 Tanjab Barat, Lasemen tak ingin berkomentar banyak. Ia hanya mengatakan sistem satu pintu saja.

“Satu pintu saja (Pihak Kepolisian Polres Tanjab Barat, red),” katanya, Jum’at (6/3) sekitar pukul 17.30 wib saat ditemui awak media di Mapolres Tanjab Barat usai membuat laporan polisi.

Sementara itu,Kapolres Tanjab Barat, AKBP Guntur Saputro melalui wakapolres Kompol Wirmanto Dinata, S.Ag membenarkan jika ada laporan tersebut. Ia juga menyebutkan telah ada pertemuan dengan pihak yang bersangkutan (Kepala Sekolah) dan perwakilan PGRI di Mapolres Tanjab Barat.

“Iya, sudah ada laporan, tadi kita juga sudah bertemu dengan perwakilan PGRI,” tandasnya saat ditemui di ruang kerjanya.

Terpisah Dewan Pendidikan kabupaten Tanjab Barat Wahidin saat dikonfirmasi melalui via whatsapp tidak memberikan jawaban atau pun tanggapan terkait kasus yang menimpa kepsek SMA Negeri 10 Tanjab Barat.

Demikian juga saat dihubungi ke nomor ponsel yang biasa digunakan juga tidak di respon.

Hingga berita ini di turunkan belum ada stekmen yang dilontarkan Dewan pendidikan  yang juga merangkap sebagai ketua PGRI Tanjab Barat ini. Siapa sebenar nya oknum terduga pelaku penganiayaan kepsek..? Hingga sejumlah pihak bungkam. (ken)

 

 

Editor  ;  Ansory S