Terkait Isu Dewan Main Proyek, Komisi II : Jangan Berkoar-koar di Medsos

Senin, 09 Desember 2019 - 15:33:22


anggota DPRD Tanjabarat Komisi  II Sufrayogi Saiful
anggota DPRD Tanjabarat Komisi II Sufrayogi Saiful /

Radarjambi.co.id-TANJABBARAT-Anggota DPRD Tanjab Barat Komisi II, Sufrayogi Syaiful meminta pengamat jangan hanya membuat polemik ataupun berkoar-koar di Media Sosial (Medsos) terkait isu keterlibatan dewan main proyek.

Bahkan, Yogi menantang untuk hearing secara terbuka yang melibatkan seluruh Anggota DPRD Tanjabbar, Kejari Tanjabbar, serta instansi terkait dengan mengundang semua media dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).

"Apapun persoalannya, jangan cuma bisa membuat polemik di medsos, dan ini memnjadi beban moril kita sebagai wakil rakyat. Jika isu itu bisa di buktikan, kita tantang hearing terbuka dengan instansi terkait yang disaksikan oleh semua wartawan media dan LSM," sebut Yogi, Senin (9/12).

Disebutkannya, jika pada hearing tersebut terdapat bukti dan ada nama -nama anggota dewan yang terlibat bermain proyek, maka dengan ada kejaksaan kita minta lansung usut tuntas, proses siapapun orangnya dirinya pribadi.

"Jika terbukti ada anggota dewan yang terlibat bermain proyek pada hearing tersebut, pihak berwajib segera menindak siapapun orangnya termasuk saya sendiri," tegasnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua LSM INAKOR, Rahman meminta pihak penegak hukum dari Kejaksaan Negeri Kualatungkal menyelidiki siapa pemilik proyek yang diduga melibatkan oknum anggota DPRD Tanjabbar.

"Kita minta kejaksaan selidiki siapa pemilik proyek. Saya dengar bahkan ada punya oknum beberapa anggota DPRD Tanjabbar yang punya pekerjaan proyek bernilai hingga Miliaran rupiah.

Proyek itu berasal dari Dinas Kesehatan, PUPR, Dinas Pendidikan, Disparpora, Perkim dan beberapa instansi lainnya. Jadi apa betul punya oknum anggota dewan atau punya siapa harus dicek kebenarannya," kata Rahman.

Pasalnya, diduga kuat sejumlah oknum anggota DPRD Tanjabbar, kata Rahman, banyak bermain di balik layar menggunakan tangan pihak kedua dan ke tiga mengerjakan proyek yang justru milik oknum wakil rakyat itu.

"Sejauh pengecekan kami di lapangan, ulah dewan itu pintar mereka ambil proyek di wilayah terpencil yang susah dipantau. Jadi mereka bisa bekerja seenak mereka, ada yang harusnya kerja pakai truck mixer, tapi justru pakai molen. Artinya beresiko kualitas hasil pekerjaan tidak sesuai standar yang diharapkan," pungkasnya. (ken)

Editor : Ansory  S