Cara Unik Guru di Pedalaman Belajar Pembelajaran Aktif

Jumat, 11 Oktober 2019 - 09:35:40


Jalalnya pembelajaran
Jalalnya pembelajaran /

radarjambi.co.id-JAMBI-Pengalaman yang dialami oleh Ibu Sri Nurhidayati (56 th) sungguh mendalam ketika ia mengikuti pelatihan dan mewajibkannya berakting menjadi pengusaha.

Guru yang bertugas di SDS Permata Agri Merlung yang berada di lokasi pedalaman perkebunan sawit ini masuk di kelompok mapel IPS tempatnya belajar.
Salah satu praktik menarik yang dilakukannya selama pelatihan adalah berjualan es buah.

”Belajar berwirausaha, kebetulan kelompok saya membuat es buah, mulai dari memilih bahan yang berkualitas, membuat, mengemas, membuat label harga hingga memasarkan,” ungkap Bu Sri, panggilan akrabnya.

Nantinya, selepas mengikuti pelatihan, ia bersama kawan-kawan sesama guru akan menerapkan kembali di kelas masing-masing.

Indra Gusman (34 th), guru SDN 210 Tanjung Dani Kabupaten Tebo mengaku tidak menyangka mengikuti pelatihan seseru ini. Ia bersama kawan-kawan sesama guru dari Kabupaten Tebo, Tanjab Barat dan Batang Hari mengikuti pelatihan modul II pembelajaran SD yang diinisiasi program STEP (School Transition and Empowerment Project) Tanoto Foundation dan Asian Agri.

Program STEP merupakan lanjutan program Pelita Pendidikan Tanoto Foundation dan Asian Agri di Provinsi Jambi yang sudah dimulai sejak tahun 2010.

Diharapkan setelah Program STEP selesai, sekolah-sekolah yang menjadi mitra Tanoto Foundation lebih mandiri dalam melaksanakan program kegiatan di sekolah.

Indra, begitu ia akrab disapa, menuturkan selama mengikuti pelatihan merasa senang dan seru karena lebih banyak praktik dengan kawan sesama guru.

“Pelatihan yang biasanya hanya menerima secara pasif, kini aktif dalam mengikuti setiap unit. Hal ini akan saya bawa ketika kembali ke sekolah nantinya,” ujar Indra di temui di Jambi (9/10).

Ia merasa bersyukur terpilih bersama fasilitator lokal lainnya untuk terus menimba ilmu melalui pelatihan aktif, agar ketika pulang nanti bisa mempraktikkan ke siswa.

“Dalam bayangan saya, pelatihannya akan membosankan di mana peserta diberikan modul yang serius dan banyak teori. Tetapi setelah mendapatkan materi, ternyata kegiatan di dalamnya sangat menyenangkan,” kata Indra.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan Indra selama mengikuti pelatihan seperti mengamati jeruk untuk praktik, mengamati biji-bijian dan mengklasifikasikannya, mengukur anak korek api yang ukurannya berbeda sebanyak tiga buah, memprediksi batu, bola pingpong, gabus dan paku rebana yang ditenggelamkan, menginferensi ciri-ciri gula dan tepung, lalu mempresentasikan kerja kelompok kepada teman lainnya.

”Pokoknya seru deh, terima kasih Tanoto Foundation,” tambah Indra.
Selain Indra, Suhartatik (48 th), guru SDN 159/V Tanjung Benanak Tanjung Jabung Barat juga mengaku gembira selama mengikuti pelatihan, Ia tampak aktif mengikuti arahan dari fasilitator. Suhartatik adalah salah satu fasilitator lokal yang nantinya akan melatih lagi di tempatnya bertugas.

”Materinya cocok untuk memenuhi kebutuhan saya sebagai guru dalam mengimplementasikan kurikulum 2013,” ucap Suhartatik.

Bagian yang paling menarik dari pelatihan ini adalah saat peserta menerima materi peningkatan minat baca anak melalui kegiatan yang menyenangkan. Peserta diajak untuk menciptakan permainan kreatif terlebih dahulu agar anak fokus dan tertarik untuk membaca mengikuti pembelajaran di kelas.

Salah satu permainan yang dicontohkan dalam pelatihan ini adalah mencari kosa kata melalui jendela kata. Dalam permainan ini, buku besar digunakan sebagai media pembelajaran membaca di kelas awal. Ketika guru menceritakan cerita, anak diminta untuk menebak kosa kata yang tertutup kertas post it yang tertempel di buku besar tersebut. Anak anak berebutan untuk maju ke depan kelas.

“Saya senang belajar di pelatihan ini, sekaligus bermain sama anak-anak di kelas awal. Anak senang dengan pola pembelajaran aktif seperti ini,” tutur peserta pelatihan, Sri Wahyuni (25 th), guru SDN 204 Napal Putih Tebo.

Diharapkan, dari antusiasme anak-anak dalam belajar membaca melalui permainan, akan tumbuh minat baca mereka. Ketika minat baca mulai tumbuh, mereka akan mencari media lain seperti buku, sebagai bahan bacaan.

Ternyata semua butuh proses, karena proses yang baik akan menghasilkan output yang baik pula. Percayalah, proses yang terencana dan terukur tidak akan mengkhianati hasil. (rvi)

 

Editor   :  Ansory S