Satu Orang Pejalan Kaki Menuju Istana Meninggal Dunia

Kamis, 19 September 2019 - 18:47:44


SAD melakukan aksi depan kantor gubernur Jambi sebelum berjalan kaki menuju Jakarta 28 Agustus 2019 lalu
SAD melakukan aksi depan kantor gubernur Jambi sebelum berjalan kaki menuju Jakarta 28 Agustus 2019 lalu /
radarjambi.co.id-JAMBI-Setelah berjalan kaki selama 23 hari, kelompok petani dan Suku Anak Dalam (SAD) telah sampai di Kali Berau, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Selama perjalan itu satu orang dinyatakan meninggal karena kelelahan.
 
Koordinator Lapangan, Amirudin Todak saat di konfirmasi via telepon, Kamis (19/9/2019) membenarkan kabar tersebut. Sebelum meninggal, petani yang ikut berjalan kaki meminta pulang untuk berobat sedangkan perjalanan sudah mencapai perbatasan Jambi- Sumatera Selatan yang ditempuh dalam 17 hari perjalanan.
 
"Ada satu pejalan kaki perwakilan dari masyarakat petani Bungku. Jadi satu orang masyarakat petani kita yang melakukan aksi jalan kaki meninggal dunia atas nama Lasmini (54). Awalnya ikut aksi, ditengah perjalanan minta pulang dengan alasan mau berobat karena kondisi kurang sehat, 3 hari kemudian meninggal," ujar Amirudin Todak
 
Selain itu terdapat satu orang suami dari SAD atas nama Sahar (74) meninggal. Sang istri yang ikut berjalan kaki terpaksa harus pulang karena suami yang sakit. Beberapa hari kemudian sang suami dinyatakan meninggal dunia.
 
Aksi berjalan jalan kaki tersebut sempat dihentikan selama 2 hari karena tengah berduka dan selama istrahat di manfaatkan untuk mengirimkan doa dan tahlil untuk korban meninggal.
 
Amirudin menyayangkan bahwa selama perjalanan yang dimulai sejak 28 Agustus 2019 dari depan kantor Gubernur Jambi hingga kini belum mendapatkan perhatian dari Pemerintah Provinsi Jambi.
 
Kelompok petani dan SAD Provinsi Jambi melakukan jalan kaki 1.000 km dari Jambi menuju Jakarta. Sebanyak 197 perwakilan dari petani dan SAD mengikuti jalan kaki ditengah perjalanannya berkurang menjadi 50 orang dan sampai hari ini bertahan 31 orang.
 
Aksi tersebut menuntut presdien Jokowi menyelesaikan konflik agraria yang dialami SAD selama 33 tahun dengan PT Asiatic Persada yang sekarang menjadi PT Berkat Sawit Utama (BSU) sejak tahun 1986 yang tak kunjung selesai.
 
Selanjutnya Ketua DPRD Provinsi Jambi, Edi Purwanto mengatakan belum mengetahui terkait kabar duka tersebut. Namun dirinya akan membentuk tim untuk mengecek kebenaran apakah meninggal karena kelelahan berjalan kaki atau karena sakit.
 
"Nanti akan kita bentuk tim untuk mengecek itu meninggal karena jalan atau karena apa kita tidak tahu," ucap Edi.
 
Tentu dirinya turut prihatin kepada petani dan SAD yang berjalan kaki ke Jakarta. Katanya bila memang dibutuhkan DPRD akan memberikan rekomendasikan agar tidak terjadi lagi konflik lahan.
 
Namun sebelumnya dirinya akan mencari tahu dulu apa yang menjadi tuntutan pokok petani dan SAD. Sebab diketahui sebelumnya Menteri Sosial RI sudah memberikan ganti rugi kepada SAD terhadap lahan yang tidak boleh ditempati.
 
"Dulu buk Khofifah memberikan ganti rugi kepada suku anak dalam terhadap lahan yang memang tidak boleh kita berikan lahan hutan adat kepada mereka, cuma nanti kita cek sejauh mana realisasinya itu," pungkasnya. (rvi)
 
 
 
Editor  ;    Ansory S