Syahrial Merasa di Zolimi Mantan Ketua DPC Gerindra Batanghari

Kamis, 21 Maret 2019 - 20:51:26


Syahrial
Syahrial /

 

Radarjambi.co.id - MUARABULIAN - Mantan Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Batanghari, Syahrial, akhirnya angkat bicara pasca posisi dirinya sebagai Ketua DPC Gerindara Batanghari, digantikan Aminuddin.

Ia sendiri merasa dizolimi pasca posisi dirinya digantikan oleh Aminuddin. "Saya merasa dizolimi," ujarnya ketika dikonfirmasi wartawan via ponsel Kamis (21/3).

Bahkan, dirinya mengaku tidak tahu pemicu pencopotan sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Batanghari.

"Apa masalahnya, apa kesalahan saya tidak tahu. Kalau mau jelas, Provinsi lah, karena provinsi yang mengusulkan pemberhentian," ujarnya. 

Mantan anggota DPRD Kabupaten Batanghari ini mengatakan, kalau memang dirinya keluar rel, tunjukkan dulu surat dari DPP, bahwa surat DPP harus mendukung Sutan Adil Hendra (SAH).

"Tunjukkan ke kami, suratnya mana?, lagian juga ini kan satu partai, satu rumah, satu wadah, apakah salah? Kan tidak. 

Kalau memang pak Najamuddin bicara seperti itu, silahkan saja. Tapi tolong tunjukkan surat kalaun memang DPP membela pak Sutan," tegasnya.

Jika hanya secara omongan-omongan, itu kan bisa iya bisa tidak. Tapi sampai saat ini tidak ada. Kalau instruksi memenangkan Prabowo-Sandi wajib hukumnya. Tapi kalau yang lain-lain tidak ada. 

"Namanya kita dibawah, tergantung dengan yang diatas. Kalau saya selaku prajurit selalu siap. Tapi kalau masalah secara pastinya saya tidak tahu," tuturnya.

Syahrial mengakui Sekjen DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi pernah menelepon dirinya. Dalam percakap itu, Najamuddin mengatakan bahwa pergerakan dirinya terus dipantau.

"Saya bilang, kalau dipantau, berarti saya penghianat, berati saya bukan orang partai. Berarti saya orang diluar partai yang berhianat. Kalau saya seperti inilah. Kalau memang masih dipakai syukur, kalau tidak dipakai lagi ya sudah," katanya.

Ia meminta jangan jadi masalah ketika memang tidak ada suratnya. Apalagi sampai menjadikan dirinya tumbal politik. 

"Kita dijadikan tumbal, mencari kesalahan. Kalau seperti itu kan sama dengan dizolimi. Do'a orang terzolimi biasanya makbul. Saya sangat terasa dizolimi, karena dicari kesalahannya. Namun keputusan ini saya terima," ujarnya.

 

 

Reporter : Didi

Editor     : Ansori