Terkait Meninggalnya 11 Orang Rimba, HBA Akui Belum Terima Laporan

Kamis, 12 Maret 2015 - 12:43:30


Kematian beruntun  itu menyerang tiga kelompok orang rimba di bagian timur Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Kabupaten Sarolangun-Batanghari, yakni kelompok yang dipimpin Tumenggung Marituha, Tumenggung Ngamal dan Tumenggung Nyenong.
Kematian beruntun itu menyerang tiga kelompok orang rimba di bagian timur Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Kabupaten Sarolangun-Batanghari, yakni kelompok yang dipimpin Tumenggung Marituha, Tumenggung Ngamal dan Tumenggung Nyenong. /

RADARJAMBI.CO.ID, KOTA JAMBI -Meninggalnya 11 orang rimba di Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), di Kabupaten Sarolangun-Batanghari, Jambi, beberapa waktu yang lalu, ternyata belum dilaporkan oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Sosnakertrans) Provinsi Jambi ke Gubernur Jambi, H Hasan Basri Agus (HBA).

Hal ini terungkap, ketika HBA ditanyai oleh sejumlah awak media, tentang sikapnya mengenai kematian 11 orang rimba tersebut.

"Belum tahu saya, belum ada laporan ke saya mengenai hal itu," ujar HBA, yang baru saja pulang dari menunaikan ibadah Umrohnya di Makkah.

Menurutnya, meninggalnya orang rimba tersebut sesuatu yang tidak lazim terjadi. Apalagi katanya, selama ini, Pemerintah Provinsi Jambi selalu memperhatikan mereka.

"Nanti coba saya panggil Dinas Sosial, kenapa hal itu bisa terjadi. Selama inikan, apa kebutuhan mereka selalu kita upayakan untuk memenuhinya. Bahkan, baru-baru ini kita dari pemerintah provinsi dan pemerintah pusat membantu mereka rumah," kata HBA.

Untuk diketahui sebelumnya, 11 orang rimba di TNBD di Kabupaten Sarolangun Jambi, meninggal secara beruntun.
Dari pengamatan dan penelitian sejumlah komunitas pemerhati orang rimba, kematian mereka dikarenakan kesulitan mendapatkan pangan yang layak dan air bersih.

Kematian beruntun itu menyerang tiga kelompok orang rimba di bagian timur Taman Nasional Bukit Duabelas (TNBD), Kabupaten Sarolangun-Batanghari, yakni kelompok yang dipimpin Tumenggung Marituha, Tumenggung Ngamal dan Tumenggung Nyenong.

"Mereka saat ini tengah dihantui kematian beruntun yang menyerang sejumlah orang di kelompok ini. Tercatat sudah 11 orang yang meninggal dalam waktu beberapa bulan terakhir. Dari 150 jiwa yang ada di tiga kelompok ini, kematian beruntun paling banyak terjadi pada Januari dan Februari dengan enam kasus kematian, yaitu empat anak-anak dan dua orang dewasa," kata fasilitator kesehatan KKI WARSI, Yomi Rivandi, dalam rilis WARSI beberapa waktu yang lalu. (flh)